Pages

Sunday, February 20, 2011

hidayah milik Allah...






"Kehidupan dunia ini (jika dinilaikan dengan kehidupan akhirat) tidak lain hanyalah ibarat hiburan dan permainan, dan sesungguhnya negeri akhirat itu ialah kehidupan yang sebenar-benarnya, sekiranya mereka mengetahui."
(Surah al-Ankabut , ayat 64)

Melihat kepada fenomena hari ini, terdapat pelbagai ragam manusia. Ada kehidupan mereka yang tidak berubah-ubah sedari kecil, remaja, dewasa, tua dan sehinggalah ajal datang menjemput. Tetapi ada juga yang berubah mengikut peredaran usia dan waktu serta keinginan hati mereka dalam mencari kebenaran dan arah tuju hidup. Sememangnya sudah fitrah manusia untuk kembali kepada kebenaran meskipun mereka adalah dari golongan seburuk-buruk dan sejahat-jahat manusia. Mungkin sukar untuk percaya, seorang yang digelar 'setan' itu jauh di sudut hatinya ingin menjadi seorang yang baik.

Keinginan untuk menjadi baik dan akhirnya menemui laluan ke arah kebaikan itulah sebenarnya yang dinamakan hidayah. Dengan kehendak Allah, hati yang telah ditutupi dan diselaputi dengan dosa dan noda, akan ada sedikit lubang kecil yang hanya dimuati laluan cahaya hidayah Allah untuk ditembusi terus ke dalam hati-hati manusia yang terpilih.

Sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nur ayat 35 yang bermaksud, " Allah (memberi) nur (cahaya) langit dan bumi. Umpama cahaya-Nya seperti sebuah lubang di dinding rumah, di dalamnya ada pelita. Pelita itu di dalam gelas. Gelas itu seperti bintang yang berkilauan. Pelita itu dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati iaitu minyak zaitun yang (tumbuh) bukan di timur dan bukan di barat, minyak itu hampir bercahaya dengan sendirinya meskipun tiada disentuh api. Cahaya berdampingan dengan cahaya. Allah menunjuki sesiapa yang dikehendaki-Nya kepada cahaya-Nya itu. Allah menunjukkan beberapa contoh untuk manusia. Allah mengetahui setiap sesuatu."

Tatkala kita merasakan kumpulan dosa terlalu banyak, janganlah kita berputus asa dari rahmat-Nya dan merasakan diri tiada tempat di sisi Allah untuk kembali ke pangkal jalan. Sebaliknya bersyukurlah, dengan terdetiknya sedikit penyesalan itu sebenarnya adalah satu bentuk hidayah Allah yang lahir tanpa kita sedari kecuali bagi mereka yang berfikir akan nikmat yang Allah berikan. Kerana dosa yang kita sedari itulah yang mendekatkan diri dengan Allah dan seterusnya melahirkan rasa kehambaan dalam diri dan mengakui kelemahan sebagai seorang manusia yang perlu bergantung kepada Sang Pencipta.

Berbanding dengan mereka yang berasa diri tidak pernah berbuat dosa dan sentiasa betul dalam kelakuan dan tindakan, ia cukup bahaya kerana tidak sedar diri mereka sudah berada jauh dari Allah. Mereka ini adalah golongan yang sombong dan tidak mengharapkan pertolongan Allah tetapi lebih kepada mengikut kata hati dan berbuat apa sahaja yang mendatang kebaikan dan keseronokan pada diri.

Apa yang terjadi hari ini, kita seringkali menolak seruan-seruan untuk kembali kepada Islam. Pelbagai alasan yang diberikan kerana merasakan diri masih muda dan belum tiba masanya untuk berubah. Alasan yang paling suka diberikan ialah 'belum sampai seru!' alasan tersebut langsung tidak munasabah. Mana mungkin kita mengharapkan sesuatu yang bernilai itu diberi secara percuma tanpa perlu berusaha untuk mendapatkannya!

Seringkali apabila kita diberikan ujian dan didatangkan suatu insiden barulah ia berjaya membuka hati kita untuk berubah. Insiden tersebutlah yang akhirnya mengetuk pintu hati kita untuk bertaubat dan kembali kepada jalan Allah. Kita dikira bernasib baik jika nyawa masih dikandung badan tetapi apa akan terjadi jika kita sudah tidak diberi peluang untuk bernafas dan menebus segala dosa-dosa lalu

Bentuk-bentuk Hidayah

Hidayah datang dalam pelbagai bentuk. Bentuk yang pertama ialah hidayah naluri (keinginan). Hidayah ini adalah sesuatu yang semula jadi ada pada diri kita sejak dilahirkan ke dunia sebagai contoh, bayi yang baru dilahirkan akan menangis apabila lapar. Nalurinya inginkan makanan bagi menghilangkan rasa lapar. Yang kedua ialah hidayah melalui pancaindera. Semasa kecil, kita dapat mengenali dan membezakan sesuatu perkara dengan menggunakan pancaindera seperti mendengar suara ibu dan ayah atau dapat mengenali sesuatu objek. Kemudiannya hidayah dalam bentuk akal fikiran yang mana ia dikurniakan oleh Allah supaya dapat memandu kita berfikir secara rasional sebelum bertindak.

Seterusnya ialah hidayah agama. Hidayah inilah yang menyelamatkan diri kita daripada kesesatan dengan berpegang teguh kepada ajaran Islam dan beriman kepada Allah SWT. Ia dapat mendorong kita melakukan kebaikan dan meninggalkan larangan Allah sekali gus dapat membezakan antara perkara-perkara baik dengan perkara haram.

Yang terakhir ialah hidayah taufik yang mana merupakan tahap hidayah yang tertinggi kurniaan Allah kepada hambanya yang dikasihi. Tinggal sekarang, hidayah itu harus dijaga kerana nilainya tiada tara dan tidak dapat ditukar dengan apa pun. Ia menjaga kehidupan kita di dunia mahupun di akhirat kelak.

Hidayah pula diturunkan dalam dua cara iaitu hidayah pemberian makhluk sama ada dari kalangan para nabi, pendakwah ataupun sesiapa sahaja. Contohnya hidayah yang diturunkan melalui Nabi Muhammad agar membimbing umatnya beriman kepada Allah. Namun, hidayah taufik ini tidak mampu diberikan oleh makhluk tetapi hanya Allah yang berkuasa. Ia tiada pada Nabi Muhammad walaupun baginda adalah seorang Rasul sebagaimana firman Allah dalam surah al-Qashash ayat 56 yang bermaksud, "Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) tidak dapat memberi hidayah/petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki."

Adapun ciri-ciri orang yang sudah mendapat hidayah, mereka hebat beribadat seperti melakukan solat fardu dan sunat, mengeluarkan zakat dan rukun Islam yang lain, sentiasa memperuntukkan waktu untuk bertasbih dan bertahmid kepada Allah SWT selain mengerjakan keperluannya di dunia. Mereka ini tidak mampu melupakan Allah walau sesaat kerana begitu takut akan pembalasan di hari akhirat nanti. Mereka juga terlalu berhati-hati dalam setiap perlakuan agar tidak ditarik balik hidayah pemberian Allah.

Biarpun hidayah itu adalah pemberian Allah tetapi tidak bermakna kita hanya berpeluk tubuh dan menunggu ia datang kepada kita.

wahai pelajar puteriku sayang... dengarkanlah!! p1






Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.


Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarkanlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, yang belum pernah engkau dengar dari orang lain sebelumnya.

Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, tetapi kami tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.

Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu.

Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya kemalingan.

Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.

Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.

Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!

Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.

Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.

Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.

Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila ia akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.

Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.

Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertakwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan menaruh simpati?

Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?

wahai pelajar puteriku sayang... dengarkanlah!!p2






Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.


Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi wanita berkepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.

Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju keburukan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.

Mereka yang menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong bila dilihat dari dua sebab :

Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, seperti kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.

Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New York. Sekalipun berupa dansa, pornografi, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?

Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.

Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisasi, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat orang gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.

Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan selain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat ditemukan kembali.

Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkannya, persis seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.

Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini janganlah engkau percayai. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.

dakwah 5 tahun...








Dakwah Solat Tersebutlah kisah di sebuah tempat di salah sebuah Negara Arab. Terdapat seorang pemuda yang sangat liat untuk mendirikan solat. Malah dia tidak mendirikan langsung solat lima waktu. Seorang diri pun berat, apatah lagi secara berjamaah. Setia...p kali ada ulama yang berkunjung ke tempat mereka, seringkali jugalah penduduk setempat mengadu kepada ulama yang datang bertandang berkenaan sikap pemuda tersebut.

Berkali-kali diberikan nasihat namun sedikitpun tidak memberikan apa-apa kesan kepada anak muda ini. Malah makin menjadi-jadi. “Awak wajib mendirikan solat lima waktu. Solat merupakan tiang agama kita”, kata salah seorang pendakwah kepada pemuda tersebut. “Emm..insyaAllah kalau saya rajin saya akan buat ye”, jawab pemuda tersebut secara sinis. Begitulah seterusnya. Sehinggalah datang seorang ulama daripada al-Azhar al-Syarif bertandang ke tempat mereka. Aduan yang sama diberikan.

Setelah mendengar dengan teliti aduan para penduduk. Maka Ulama ini berkenan untuk bertemu dengan pemuda ini. “Syeikh pun nak tegur saya juga? Nak suruh saya dirikan solat lima waktu?” , sindir pemuda ini bila melihat ulama tersebut datang bertamu ke rumahnya. Ulama tersebut sambil tersenyum menjawab “Sekadar ingin berkenalan. Tiada langsung niat saya ingin memaksa kamu seperti yang kamu sebutkan”. Pertemuan pertama berjalan dengan lancar. Langsung tidak disentuh oleh ulama tersebut berkenaan solat. Perkara yang dilaksanakan hanyalah sekadar merapatkan tali silaturrahim. Bincang tentang pekerjaan, tempat tinggal, sara hidup dan lain-lain. Pemuda tersebut begitu senang dengan perlakuan Syeikh.

Tanpa sedar terselit rasa kagum pada seorang tua berjubah tersebut. Tidak seperti yang selalu datang bertemu dengannya. Setiap kali duduk, terus memberikan peringatan dan dalil-dalil tentang haramnya meninggalkan solat. Akhirnya pemuda ini pula datang berkunjung ke tempat penginapan Syeikh. Maka semakin bertambah mesra pergaulan mereka. Begitulah keadaan seterusnya, Syeikh tetap tidak pernah menyentuh tentang solat. Sehinggalah tiba satu hari, Syeikh memberitahu bahawa beliau akan berangkat pulang ke Mesir. Ini kerana tugas yang diberikan oleh pihak al-Azhar di tempat tersebut telah selesai. Pemuda itu datang bertemu Syeikh. Rasa sedih akan berpisah dengan seorang ulama menyentak-nyentak jiwanya.

Sebelum berpisah, Syeikh memeluk Ahmad seraya berkata dengan lembut “Ahmad, aku ada mendengar suara-suara mengatakan bahawa engkau tidak pernah bersembahyang. Betulkah begitu?” Tersentak Ahmad bila mendengar pertanyaan daripada Syeikh tersebut. “Memang benar wahai tuan Syeikh. Bukan aku tidak mengetahui bahawa ianya wajib cuma sikap malas yang ada padaku inilah yang menghalang untukku melakukannya”, jawab Ahmad memberikan alasan. “Baiklah, kalau begitu, bolehkah kamu tunaikan permintaanku sebelum aku berangkat pulang?” “Permintaan apa itu wahai tuan?” “Kamu pilih solat mana yang paling ringan untuk kamu dirikan. Satu pun sudah memadai. Boleh?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

Terkejut Ahmad mendengar pertanyaan Syeikh. Belum pernah dia dengar solat boleh dipilih-pilih untuk disempurnakan. “Bolehkah begitu wahai tuan Syeikh?” Tanya Ahmad penuh keraguan. “Boleh tapi hanya untuk kamu sahaja”, Jawab Syeikh sambil tersenyum. “Baik, dulu kamu pernah ceritakan kepadaku bahawa kamu berkerja sebagai petani bukan? Dan kamu juga sering bangun awal pagi untuk ke kebunmu. Bukankah begitu Ahmad?” Tanya Syeikh kepada Ahmad. “Benar Tuan Syeikh” "Kalau begitu aku cadangkan kepadamu, alang-alang kamu telah bangun setiap awal pagi, apa kata jika kamu basahkan sedikit sahaja anggota tubuhmu dengan wudhuk dan terus selepas itu dirikan solat subuh dua rakaat. Dua rakaat sahaja, rasanya tidak terlalu berat bukan?” Syeikh memberikan cadangan kepada Ahmad.

Ahmad tanpa banyak bicara terus menerima cadangan Tuan Syeikh. Perasaan serba salah menyelinap jiwanya jika dia menolak permintaan syeikh tersebut yang terlalu rapat dengannya. “Janji denganku Ahmad yang kamu tidak akan meninggalkan sekali-kali solat subuh ini di dalam hidupmu. InsyaAllah tahun depan aku akan berkunjung lagi ke sini. Aku berharap agar dapat bertemu denganmu di Masjid setiap kali solat subuh tahun hadapan. Boleh ya Ahmad? Syeikh memohon jaminan daripadanya. “Aku berjanji akan menunaikannya”. Maka dengan senang hati Tuan Syeikh memohon untuk berangkat pulang ke Mesir. Di dalam hatinya, memohon agar Allah memberikan kekuatan kepada Ahmad untuk melaksanakan janjinya. Tahun berikutnya, setelah Tuan Syeikh sampai di tempat tersebut, beliau benar-benar gembira apabila melihat Ahmad benar-benar menunaikan janjinya. Namun menurut penduduk setempat, Ahmad hanya solat subuh sahaja. Solat yang lain tetap tidak didirikan. Tuan Syeikh tersenyum.

Gembira dengan perubahan tersebut. Suatu pagi setelah selesai menunaikan solat subuh secara berjemaah di Masjid. Syeikh memanggil Ahmad. Seraya bertanya, “Bagaimana dengan janjimu dulu Ahmad. Adakah ada terdapat hari yang engkau tertinggal menunaikan solat subuh?” Ahmad menjawab dengan yakin, “Berkat doamu tuan Syeikh, Alhamdulillah sehari pun aku tidak ketinggalan solat jemaah subuh di masjid ini.” “Alhamdulillah, bagus sekali kamu. Engkau benar-benar menunaikan janjimu.”

“Mudah sahaja rupanya tunaikan solat ini ya Tuan”. “Perkara yang kamu lakukan tanpa paksaan pasti akan kamu rasakan mudah sekali. Yang penting jangan rasakan ianya suatu paksaan. Tetapi anggap ianya suatu kegemaranmu. Seperti kamu berkebun. Tiada yang memaksa, tetapi disebabkan minatmu yang mendalam terhadap kerja-kerja itu, maka tanpa disuruh kamu akan melaksanakannya bukan?” Syeikh menerangkan kepada Ahmad. “Benar apa yang tuan katakan. Perkara yang kita lakukan dengan minat, tanpa dipaksa pun akan kita laksanakan.” “Ahmad, kamu habis bekerja pukul berapa ya?” Tanya Syeikh kepada Ahmad. “Ketika azan Zohor aku berhenti untuk makan, kemudian aku sambung kembali kerja sehingga hampir Asar.” “Pasti kamu bersihkan sedikit dirimu bukan?

Membasuh tangan dan kaki untuk duduk menjamah makanan? Benar Ahmad?” Tanya Syeikh meminta kepastian. “Ya benar Tuan.” “Kalau begitu, apa pendapatmu jika aku mencadangkan agar engkau lebihkan sedikit basuhanmu itu. Terus niatkan ianya sebagai wudhuk. Selesai makan, terus dirikan solat zohor empat rakaat.

Sekadar empar rakaat tidak lama rasanya bukan? Takkan terjejas tanamanmu agaknya?” Kata Syeikh berseloroh kepada Ahmad. Ahmad tertawa dengan gurauan Tuan Syeikh. “ betul juga apa yang disebutkan oleh tuan. Baiklah mulai hari ini saya akan cuba laksanakannya”. Jauh disudut hati Syeikh berasa sangat gembira dengan perubahan yang berlaku kepada Ahmad. Setelah selesai kerja Syeikh di tempat tersebut. Beliau berangkat pulang ke Mesir. Beliau berjanji untuk datang semula pada tahun hadapan. Begitulah keadaannya Ahmad. Setiap tahun Syeikh bertandang, maka setiap kali itulah semakin bertambah bilangan solat yang dilakukan.

Kini masuk tahun ke lima Syeikh bertandang ke tempat tersebut. Ahmad seperti biasa hanya mendirikan solat empat waktu kecuali Isya’. Selesai menunaikan solat Maghrib. Terus beliau berangkat pulang ke rumah. Suatu hari semasa Tuan Syeikh melihat Ahmad hendak berangkat pulang setelah menunaikan solat Maghrib berjemaah. Terus beliau memanggil Ahmad. “Bagaimana dengan kebunmu Ahmad? Bertambah maju?” Syeikh memulakan bicara. “Alhamdulillah, semakin bertambah hasilnya Tuan” “Baguslah begitu. Aku sentiasa doakan hasilnya semakin bertambah.” Doa Tuan Syeikh kepada Ahmad. “Ahmad, aku ingin bertanya kepadamu sebelum engkau pulang. Cuba engkau perhatikan dengan baik. Apa lebihnya kami yang berada di dalam masjid ini berbanding kamu?

Dan Apa kurangnya kamu berbanding kami yang berada di dalam masjid ini?” Ahmad tunduk sambil memikirkan jawapan yang patut diberikan. “Lebihnya kamu semua adalah kerana kamu mendirikan solat Isya’, sedangkan aku tidak menunaikannya”. “Baiklah, adakah kamu ingin menjadi orang yang lebih baik daripada kami semua?” Tanya Tuan Syeikh menguji. “Sudah tentu wahai Tuan Syeikh,” jawab Ahmad dengan penuh semangat. “Kalau begitu dirikanlah solat Isya’. Maka engkau tidak lagi kurang berbanding kami. Malah engkau akan menjadi lebih baik daripada kami” Syeikh memberikan jawapan yang cukup berhikmah kepada Ahmad. Akhirnya, berkat kesabaran Tuan Syeikh mendidik Ahmad. Beliau berjaya menjadikan Ahmad seorang yang tidak lagi meninggalkan solat. Lima tahun bukanlah masa yang singkat untuk memberikan dakwah sebegini.

Kesabaran dan hikmah yang tinggi sangat-sangat diperlukan demi menyampaikan risalah dakwah. Berbeza dengan kita sekarang. Sekali kita bercakap, harapan kita biar sepuluh orang berubah dalam sekelip mata. Oleh kerana itulah, bilamana orang menolak dakwah kita, kita mencemuh, mengeji dan mengatakan bahawa semua sudah lari daripada jalan dakwah. Lari daripada jalan kebenaran

Tuesday, February 15, 2011

SALAM MAULIDUR RASUL






SELAWAT NABI (SAW)
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَا نَبِي سَلاَمٌ عَلَيْكَ
يَا رَسُوْل سَلاَمٌ عَلَيكَ
يَا حَبِيْبُ سَلاَمُ عَلَيْكَ
...صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ
أَشْرَقَ البَدْرُ عَلَيْنَا
فَاخْتْفَتْ مِنهُ البُدُورُ
مِثْلَ حُسْنِكَ مَا رَأَيْنَا
قَطُّ يَا وَجْهَ السُّرُورِ
أَنْتَ شـَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ
أَنْتَ نُورٌ فَوْقَ نُورِ
أَنْتَ اِكْسِيْرٌ وَغَالِي
أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُورِ
يَا حَبِيْبِي يَا مُحَمَّد
يَا عَرُوسَ الخَافِقَيْنِ
يَا مُؤَيَّدُ يَا مُمَجَّد
يَا إِمَامَ القِبْلَتَيْنِ
مَنْ رَّأَى وَجْهَكَ يَسْعَد
يَا كَرِيمَ الوَالِدَينِ
حَوْضُكَ الصَّفِى الـمُبَرَّد
وِرْدُنَا يَومًا النُّشُورِ
عَالِمُ السِّرِّ وَأَخْفَى
مُسْتَجِيبُ الدَّعَوَاتِ
رَبِّ اِرْحَمْنَا جَمِيعًا
بِجَمِيعِ الصَّالِحَاتِ
وَصَلاَةُ اللهِ عَلَى أحْمَد
عَدَّ تَحْرِيرِ السُّطُورِ
أَحْمَدُ الهَادِى مُحَمَّد

Monday, February 14, 2011

Kenyataan Ikhwanul Muslimin Sempena Kejatuhan Mubarak







(قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ المُلْكِ تُؤْتِي المُلْكَ مَن تَشَاءُ وتَنـزِعُ المُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وتُذِلُّ مَن تَشَاءُ بِيَدِكَ الخَيْرُ إنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ)

* يا جماهير مصر الصابرة الصامدة، يا أبطال الحرية وأنصار الحق، يا أهل التضحية والفداء، نحييكم فردًا فردًا، رجلاً وامرأةً، شابًّا وفتاةً، طفلاً وطفلةً، مسلمين ومسيحيين، تحيةً من أعماق قلوبنا ونشدُّ على أيديكم ونقبل جباهكم، ونحمد الله أن أزاح عن صدورنا جميعًا كابوسًا خانقًا، وطاغيةً مستبدًّا، وأزاح عن شعب مصر العظيم غلالة الغبار حتى ظهر معدنه النفيس للعالم أجمع بأنه شعب- وإن كان صبورًا- إلا أنه يأبى الضيم ويثور على الظلم ويعشق الحرية والكرامة، فهنيئًا لكم هذه اللحظات الكريمة المباركة التي كانت ثمرة عظيمة لثورة مباركة.

Katakanlah Wahai Tuhan yang mempunyai kuasa! Engkaulah yang memberi kuasa pemerintahan kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencabut pemerintahan dari sesiapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga yang memuliakan sesiapa yang dikehendaki dan Engkaulah yang menghina sesiapa yang dikehendaki. Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Wahai rakyat Mesir yang sabar teguh, wahai pahlawan kebebasan dan kebenaran, wahai sang pejuang yang sanggup korbankan apa sahaja, kami menyambut anda semua, lelaki dan wanita, pemuda dan pemudi, putera dan puteri, Muslim dan Kristian.. Salam takzim daripada lubuk hati kami dan kita bersama saling begangan tangan, dan syukur kami kepada Allah yang mengeluarkan kita semua daripada mimpi buruk dan cengkaman kezaliman. Kini telah hilang segala debu yang menyelaputi dan menjadi tayangan kepada alam seluruhnya bahawa mereka (selepas lama bersabar) adalah rakyat yang tidak sekali-kali tunduk mengalah menuntut kebebasan dan maruah. Nikmatilah saat-saat penuh keramat bepun barakah hasil kebangkitan yang diberkati.

وأنتم أيها الشهداء يا من ضحيتم بحياتكم في سبيل الله، ومن أجل تحرير أهلكم ووطنكم، تحيةً خالصةً لكم في أرقى مكان وأكرم جوار، في أعلى الجنان وجوار الرحمن، ومع حزننا العميق لفراقكم فإن سلوانا أنكم لستم أمواتًا ولكنكم أحياء في الجنة تمرحون (ولا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ * فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ ويَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ ولا هُمْ يَحْزَنُونَ).

Dan untuk para syuhada yang telah mengorbankan nyawa demi Allah dan demi kebebasan keluarga juga negara mereka, setulus ucapan kami kepada mereka yang kini di sebaik-baik tempat termulia di sisi Ar Rahman. Meskipun perpisahan ini menyedihkan, namun kami penuh yakin bahawa anda tidak mati bahkan akan hidup selamanya disyurga Allah

Dan jangan sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur Syahid) pada jalan Allah itu mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka adalah hidup (secara istimewa) di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki

وتحيةً لجيش مصر العظيم الذي حمى الثورة منذ نزل إلى الشوارع وأمن الناس والمؤسسات بعد انسحاب الشرطة، وتلاحم مع المتظاهرين، ورفض محاولات توريطه والإيقاع بينه وبين الشعب، ولا عجب!! فالجيش هو جيش الشعب، وأبناؤه هم أبناء الشعب، ونحن نثق في أن السلطة التي اُئتمن عليها بصفة مؤقتة سوف يتم نقلها بطريقة سلمية إلى أهل السياسة؛ للحفاظ على مدنية الدولة وديمقراطيتها وإقامة المؤسسات التشريعية فيها وفق انتخابات حرة نزيهة

Salam penuh hormat kami juga buat angkatan tentera Mesir yang memelihara kebangkitan ini sedari awal semenjak ia bermula di jalanan, juga menjaga keselamatan rakyat dan hartabenda selepas tindakan pihak polis yang berlepas tangan. Mereka juga menolak segala usaha dipergunakan untuk bertembung dengan kehendak rakyat. Tiada yang pelik..! Kerana tentera ini adalah tentera rakyat, mereka adalah sebahagian rakyat ini, kami memberi kepercayaan bahawa kuasa pemerintahan sementara yang diamanahkan kepada mereka ini akan diserahkan secara aman kepada ahli-ahli politik, demi sebuah negara madani demokrasi dan pembentukan pemerintahan yang berdasarkan pilihanraya yang bebas dan adil.

وإلى الثائرين فى كل ربوع مصر، ولا سيما الشباب منهم، نقول: إن المرحلة الأسهل قد انتهت، رغم مرارتها وقسوتها؛ ألا وهي مرحلة هدم النظام الفاسد، أما المرحلة التالية فهي المرحلة الأصعب، وهي مرحلة بناء نظام جديد على أسس صحيحة تحترم فيها الحريات العامة وحقوق الإنسان وكرامته، وتتوزَّع فيها الثروة بطريقة عادلة، ويقام فيها العدل والمساواة وتكافؤ الفرص بين المواطنين، وتطبق فيها قواعد العدالة الاجتماعية، وتبنى مؤسسات الدولة على مبادئ وقيم وقوانين سليمة، ويكافح فيها الظلم والفساد، ويحارب الاستبداد حربًا لا هوادة فيها ولا تهاون معها

Dan untuk penuntut-penuntut perubahan di seluruh pelusuk Mesir, khususnya kepada pemuda, kita katakan: “Sesungguhnya fasa yang sebenarnya mudah telah berakhir, meskipun dipenuhi kepahitan dan kekejaman; iaitu fasa menghancurkan regim korupsi. Kini, fasa berikutnya adalah tahap yang lebih sukar, waktu untuk membina sistem baru berdasarkan asas kebenaran di mana kebebasan dan hak-hak asasi manusia dan maruah dihormati. Seterusnya pengagihan segala sumber kekayaan berasaskan keadilan, penegakan keadilan dan kesamarataan peluang antara warga negara. Perlaksanaan peraturan keadilan sosial serta pembinaan asas negara berteraskan prinsip-prinsip dan nilai-nilai serta undang-undang yang sejahtera. Menumpaskan semua ketidakadilan dan kerosakan moral juga menentang sebarang bentuk kezaliman tanpa noktah apalagi untuk berkompromi dengannya.

أيها المواطنون الشرفاء.. لقد حققتم بفضل الله مكاسب عظيمة، فلا بد من حراستها والحفاظ عليها، وهذا يقتضي الاستمرار في اليقظة والانتباه والوحدة والإيجابية، والحب والتواصل، وفقنا الله جميعًا، وسدد على طريق الحق خطانا وحقق آمالنا لشعبنا وأمتنا ووطننا.

(وقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ ورَسُولُهُ والْمُؤْمِنُونَ)

Wahai rakyat yang penuh kemuliaan.. Anda telahpun mencapai kejayaan dengan bantuan Allah. Maka peliharalah ia sebaiknya. Bersiap siagalah sepenuh perhatian, jagalah kesatuan, kasih sayang dan hubungan kaliani. Semoga Allah membimbing kita semua dan membetulkan dengan tepat setiap langkah yang diambil demi memenuhi harapan kami dan juga rakyat, bangsa dan negara.

Dan katakanlah: Beramallah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan

الإخوان المسلمون

القاهرة في: 8 من ربيع الأول 1432هـ= الموافق 11 من فبراير 2011م

Ikhwanul Muslimin

Kaherah


P/S: SUMBER ISMA PERLIS